Galeri Soekarno

Galeri Soekarno

Persahabatan Indonesia dan India: Presiden Soekarno Berkunjung ke India 1958

0

India merupakan salah satu negara yang mengakui kemerdekaan Indonesia pada 17 Agustus 1945. Tak aneh, hubungan diplomatik Indonesia dengan India cukup erat. Setiap perayaan Republic Day 26 Januari, India hanya mengundang satu kepala negara sahabat sebagai tamu kehormatan. Presiden Soekarno merupakan kepala negara pertama yang diundang menghadiri perayaan Republic Day. 

 Perayaan ini dihelat untuk memperingati berlakunya Konstitusi India, 26 Januari 1950, sebagai penanda lahirnya India yang berbentuk republik berdasarkan demokrasi sekaligus pelantikan Presiden India pertama Rajendra Prasad.Menjadi kehormatan besar buat Indonesia, pasalnya tamu kehormatan pertama yang diundang pada 1950 adalah Presiden Sukarno beserta Ibu Negara Fatmawati. 

 Kehadiran Soekarno pada Republic Day, 26 Januari 1950, menjadi bab baru dalam persaudaraan India-Indonesia. Soekarno menjadi saksi perubahan India menjadi republik sekaligus pelantikan Prasad sebagai presiden. Soekarno dan Fatmawati duduk di kursi kehormatan di Rashtrapati Bhavan, kala Gubernur-Jenderal India yang terakhir, Chakravarti Rajagopalachari, membacakan teks proklamasi Republik Demokratik India pada pukul 10.18 pagi.

 “Seluruh dunia menyadari dalamnya makna kemerdekaan India. Namun saya kira tiada negara lain di dunia ini yang menyadari makna itu dengan lebih mendalam selain Indonesia,” cetus Sukarno dalam pidatonya di perayaan itu sebagaimana dikutip dari dokumen Kementerian Luar Negeri India, India’s Foreign Relations: Volume 2.

 Atmosfer keakraban itu terus dilestarikan Soekarno sepulangnya dari India. Dalam surat-menyuratnya dengan Nehru, Sukarno menyatakan rasa terimakasihnya atas persaudaraan yang sangat terasa, tidak hanya dengan pemerintah, namun juga dengan rakyat India selama kunjungannya di India.

 “…Saya bisa lebih meyakini bahwa tiada kepalsuan terkait hubungan persaudaraan antara negara kita karena saya dan Padma (Fatmawati) selalu bertemu saudara di mana pun kami pergi saat di India…Kami dan seluruh rakyat Indonesia menantikan kunjungan balasan Anda. Jai Hind, Soekarno,” demikian bunyi potongan surat Sukarno kepada Nehru tanggal 14 Februari 1950 yang termuat dalam biografi Nehru Civilizing a Savage World karya Nayantara Sahgal.

 Soekarno sengaja menambahkan kosa kata “Jai Hind” atau “Jayalah India” –menjadi seruan populer dalam gerakan kemerdekaan India– sebagai pengingat pidatonya dan pidato Nehru kala menggelar pertemuan di Delhi University. Pertemuan itu bagian dari rangkaian lawatan Sukarno di India untuk menghadiri Republic Day. Nehru membalas surat itu pada 28 Februari dengan turut membubuhi kata, “Merdeka”.

 “…Sudah lama saya memikirkan bahwa sepanjang sejarah di masa lalu, telah menyatukan bangsa kita. Arah sejarah yang membantu bangsa kita untuk saling mengenal dan berhubungan. Duta besar kami, Dr Subbarayan akan segera ke Indonesia dan semoga saya bisa menitipkan sepasang field glasses pertama buatan India. Saya juga akan mencoba mencarikan (mainan) kereta api listrik untuk anak-anak Anda. Saya akan coba minta mencarikannya kepada Perwakilan Tinggiu kami di London. Merdeka. Jawaharlal Nehru,” demikian bunyi potongan surat balasan Nehru.

 



Pada Maret 1952, kedua negara resmi menjalin hubungan diplomatik dengan saling mendirikan kedutaannya baik di Delhi maupun Jakarta. Empat tahun berselang, Nehru membalas kunjungan Soekarno dengan menghadiri Konferensi Asia Afrika (KAA) di Bandung. Kemudian pada Januari 1958, Presiden Soekarno kembali berkunjung ke India. Kedatangan Soekarno di bandara disambut oleh para pemimpin India Prasad dan Nehru.




Tags:

Posting Komentar

0 Komentar

Posting Komentar (0)
3/related/default