Kongres Kedua Permufakatan Perhimpunan-Perhimpunan Politik Kebangsaan Indonesia (PPPKI) diadakan di Surakarta pada tanggal 25-27 September 1929.
Kongres ini menghasilkan mosi penting, yaitu keharusan menjadikan musuh bagi siapa saja yang tidak menghormati persatuan Indonesia. Keputusan ini menegaskan bahwa semua anggota PPPKI di daerah hanya mengakui Indonesia sebagai tanah air, memperkuat semangat nasionalisme dan persatuan di antara organisasi-organisasi anggota.
Kongres kedua ini juga mengesahkan pembentukan Fonds Nasional, sebuah dana untuk mendukung kegiatan perjuangan nasional. Dana ini dimaksudkan untuk memperkuat aktivitas propaganda dan operasional PPPKI
PPPKI memberikan mandat kepada Persatuan Indonesia (PI) sebagai perpanjangan tangan untuk melakukan propaganda, baik di dalam negeri maupun di luar negeri, guna memperjuangkan kemerdekaan Indonesia.
Kongres ini dihadiri oleh berbagai tokoh pergerakan nasional, termasuk Soekarno, yang terlibat aktif dalam PPPKI. Dalam dokumentasi, Soekarno tercatat duduk di barisan depan (ke-7 dari kiri) bersama anggota-anggota lain dari berbagai organisasi seperti Partai Nasional Indonesia (PNI), Partai Sarekat Islam (PSI), Budi Utomo, dan lainnya.
Kongres menegaskan tujuan PPPKI untuk menyamakan arah perjuangan kebangsaan dan menghindari perselisihan antar-anggota. Hal ini sejalan dengan visi awal pembentukan PPPKI pada 17-18 Desember 1927, yang bertujuan mempersatukan berbagai organisasi politik demi kemerdekaan Indonesia.
Meskipun kongres ini menghasilkan keputusan-keputusan strategis, PPPKI mulai menghadapi tantangan internal setelahnya. Perbedaan prinsip antara anggota-anggotanya, seperti antara PSI (nasionalis-Islam), PNI (nasionalis-sekuler), dan Budi Utomo (konservatif), menyebabkan ketegangan. Ketegangan ini, ditambah dengan keluarnya Partindo dari federasi pada 1935, membuat PPPKI kurang efektif dan akhirnya bubar secara de facto setelah empat tahun tidak aktif, diikuti oleh munculnya Gabungan Politik Indonesia (GAPI) pada 1939.
Kongres Pertama PPPKI (17-18 Desember 1927, Bandung)
Membentuk federasi untuk mempersatukan berbagai organisasi politik kebangsaan di Indonesia, seperti Partai Nasional Indonesia (PNI), Partai Sarekat Islam (PSI), Budi Utomo, dan lainnya, guna memperjuangkan kemerdekaan Indonesia. Menyamakan visi dan langkah perjuangan untuk memperkuat semangat nasionalisme di tengah penjajahan Belanda.
Hasil Kongres Pertama PPPKI adalah resmi mendirikan PPPKI sebagai wadah koordinasi antar-organisasi politik kebangsaan. Menetapkan prinsip non-kooperasi dengan pemerintah kolonial Belanda. Mengusung semangat persatuan nasional dengan menekankan bahwa semua anggota harus bekerja untuk tujuan bersama, yaitu kemerdekaan Indonesia. Membahas perlunya propaganda kebangsaan untuk meningkatkan kesadaran rakyat.
Pemufakatan Perhimpunan-Perhimpunan Politik Kebangsaan Indonesia (PPPKI) adalah organisasi pergerakan kemerdekaan yang pernah ada di Indonesia. PPPKI merupakan organisasi kumpulan dari beberapa organisasi-organisasi seperti Partai Sosialis Indonesia, Budi Utomo, Partai Nasional Indonesia, Paguyuban Pasundan, Jong Sumatranen Bond, Pemuda Kaum Betawi, dan Kelompok Studi Indonesia.
Pemufakatan Perhimpunan-Perhimpunan Politik Kebangsaan Indonesia (PPPKI) didirikan dalam sebuah rapat di Bandung pada tanggal 17–18 Desember 1927. Latar belakang didirikannya PPPKI adalah karena tokoh-tokoh pergerakan nasional beranggapan bahwa berjuang melalui masing-masing organisasi tidak akan membawa hasil. Soekarno kemudian mempunyai ide untuk menggabungkan organisasi-organisasi tersebut supaya Indonesia dapat mencapai kemerdekaannya.