Laporan berjudul "From Economy of Occupation to Economy of Genocide", yang dipaprkan Francesca Albanese, Pelapor Khusus PBB untuk situasi hak asasi manusia di wilayah Palestina yang diduduki, jadi sorotan dunia. Dalam laporan itu, Francesca Albanese menyebutkan 48 perusahaan diduga terlibat dalam mendukung pendudukan Israel dan tindakan yang diklasifikasikan sebagai "ekonomi genosida" di Gaza.
Laporan ini, yang dipresentasikan pada 3 Juli 2025 di Jenewa, juga menyusun basis data lebih dari 1.000 entitas korporasi yang sedang diselidiki. Dalam laporan Albanese, perusahaan-perusahaan ini dinilai mendukung pendudukan ilegal Israel, apartheid, dan genosida melalui penyediaan teknologi, senjata, mesin berat, dan investasi yang memungkinkan pemindahan paksa warga Palestina serta operasi militer di Gaza. Laporan ini juga menyebut bahwa pendudukan Israel telah menjadi "ladang uji coba" bagi industri senjata dan teknologi besar dengan minimnya pengawasan dan akuntabilitas.
Albanese menyatakan bahwa sejak perang Gaza dimulai pada Oktober 2023, perusahaan-perusahaan ini tidak hanya terlibat dalam "ekonomi pendudukan", tetapi kini menjadi bagian dari "ekonomi genosida" yang menguntungkan secara finansial, dengan pengeluaran militer Israel melonjak 65% (US$46,5 miliar) antara 2023-2024
Dalam laporan ditegaskan bahwa perusahaan memiliki tanggung jawab hukum internasional untuk tidak terlibat dalam pelanggaran HAM, dan negara harus mencegah serta menyelidiki pelanggaran oleh entitas swasta. Albanese juga menyerukan sanksi, embargo senjata, dan penuntutan di Pengadilan Kriminal Internasional (ICC) terhadap eksekutif perusahaan yang terlibat
Berikut adalah beberapa perusahaan yang disebut secara eksplisit terlibat "ekonomi genosida" dalam laporan tersebut:
Sektor Militer dan Alat Berat (11): Lockheed Martin, Leonardo SpA, Caterpillar Inc.,Rada Electronic Industries (anak Leonardo), HD Hyundai, Volvo Group, Israel Aerospace Industries (IAI), FANUC, Oshkosh Corporation, Honeywell, Palantir Technologies.
Sektor Teknologi dan Surveilans (5): Microsoft, Alphabet Inc. (Google), Amazon, IBM, HP.
Sektor Infrastruktur dan Konstruksi (3): Booking.com, Airbnb, CAF (Construcciones Auxiliares de Ferrocarriles).
Sektor Energi dan Sumber Daya (4): Drummond Company, Glencore, Bright Dairy & Food, Orbia Advance Corporation / Netafim.
Sektor Keuangan dan Investasi (7): BlackRock, Vanguard, PIMCO (Allianz), BNP Paribas, Barclays, Allianz, AXA
Sektor Real Estat dan Properti (1): Keller Williams Realty LLC
Sektor Pendidikan dan Riset (1): Massachusetts Institute of Technology (MIT)
Apa Perang Perusahaan dalam Ekonomi Genosida?
Microsoft (AS): Dituding menyediakan teknologi cloud dan kecerdasan buatan (AI) yang mendukung pengawasan dan pemrosesan data Israel, termasuk data biometrik warga Palestina.
Alphabet Inc. (induk Google, AS): Dituding terlibat melalui penyediaan teknologi serupa untuk pengawasan dan sistem data Israel.
Amazon (AS): Disebut memberikan akses teknologi cloud dan AI yang meningkatkan kapasitas Israel dalam pengawasan dan operasi militer.
Lockheed Martin (AS): Produsen jet tempur F-35, yang digunakan Israel dalam operasi militer, disebut sebagai bagian dari program pengadaan senjata terbesar di dunia.
IBM (AS): Dituding bertanggung jawab atas pelatihan militer dan pengelolaan data biometrik warga Palestina melalui Otoritas Kependudukan, Imigrasi, dan Perbatasan Israel (PIBA).
Palantir Technologies (AS): Disebut memperluas dukungan untuk militer Israel sejak Oktober 2023, termasuk menyediakan teknologi kepolisian prediktif berbasis AI seperti sistem "Lavender", "Gospel", dan "Where’s Daddy?" untuk penyusunan daftar target.
Leonardo S.p.A (Italia): Kontributor utama dalam sektor militer, menyediakan komponen untuk jet tempur F-35.
FANUC Corporation (Jepang): Menyediakan mesin robotik untuk lini produksi senjata yang digunakan Israel.
Caterpillar (AS): Menyediakan mesin berat yang digunakan untuk penghancuran rumah dan pembangunan pemukiman ilegal di Tepi Barat.
HD Hyundai (Korea Selatan): Menyediakan mesin berat untuk operasi serupa di wilayah pendudukan.
Volvo Group (Swedia): Terkait dengan penyediaan mesin berat untuk penghancuran dan pembangunan pemukiman ilegal.
Booking.com (AS/Belanda): Dituding memfasilitasi penyewaan properti di pemukiman ilegal Israel.
Airbnb (AS): Disebut mencantumkan properti di wilayah pendudukan, meskipun sempat menghapusnya pada 2018, dengan praktik yang disebut sebagai "humanitarian-washing".
Drummond Company (AS): Pemasok utama batu bara untuk listrik ke Israel, berasal dari Kolombia.
Glencore (Swiss): Juga pemasok batu bara untuk kebutuhan energi Israel.
Chinese Bright Dairy & Food (Tiongkok): Pemilik mayoritas Tnuva, konglomerat makanan terbesar Israel, yang dianggap mengambil keuntungan dari tanah yang disita dari warga Palestina.
Allianz (Jerman): Berinvestasi dalam saham dan obligasi terkait pendudukan Israel.
AXA (Prancis): Disebut terlibat dalam investasi besar untuk mendukung ekonomi pendudukan.
BlackRock (AS): Investor institusional besar di perusahaan seperti Palantir, Microsoft, Amazon, Alphabet, Lockheed Martin, dan Caterpillar, dengan investasi senilai US$68 juta dalam obligasi Israel.
Vanguard (AS): Investor besar dengan kepemilikan saham senilai US$546 juta di perusahaan-perusahaan terkait pendudukan.
PIMCO (anak perusahaan Allianz, Jerman): Berinvestasi hingga US$960 juta dalam obligasi terkait pendudukan Israel.
BP (Inggris): Disebut dalam beberapa sumber sebagai pengelola kilang LNG yang mendukung kebutuhan energi Israel.
Barclays (Inggris): Disebut terlibat dalam investasi yang mendukung pendudukan.
BNP Paribas (Prancis): Disebut dalam beberapa posting di X sebagai bagian dari perusahaan yang mengambil keuntungan dari operasi di Gaza.
Alphabet Inc. (induk Google, AS): Dituding terlibat melalui penyediaan teknologi serupa untuk pengawasan dan sistem data Israel.
Amazon (AS): Disebut memberikan akses teknologi cloud dan AI yang meningkatkan kapasitas Israel dalam pengawasan dan operasi militer.
Lockheed Martin (AS): Produsen jet tempur F-35, yang digunakan Israel dalam operasi militer, disebut sebagai bagian dari program pengadaan senjata terbesar di dunia.
IBM (AS): Dituding bertanggung jawab atas pelatihan militer dan pengelolaan data biometrik warga Palestina melalui Otoritas Kependudukan, Imigrasi, dan Perbatasan Israel (PIBA).
Palantir Technologies (AS): Disebut memperluas dukungan untuk militer Israel sejak Oktober 2023, termasuk menyediakan teknologi kepolisian prediktif berbasis AI seperti sistem "Lavender", "Gospel", dan "Where’s Daddy?" untuk penyusunan daftar target.
Leonardo S.p.A (Italia): Kontributor utama dalam sektor militer, menyediakan komponen untuk jet tempur F-35.
FANUC Corporation (Jepang): Menyediakan mesin robotik untuk lini produksi senjata yang digunakan Israel.
Caterpillar (AS): Menyediakan mesin berat yang digunakan untuk penghancuran rumah dan pembangunan pemukiman ilegal di Tepi Barat.
HD Hyundai (Korea Selatan): Menyediakan mesin berat untuk operasi serupa di wilayah pendudukan.
Volvo Group (Swedia): Terkait dengan penyediaan mesin berat untuk penghancuran dan pembangunan pemukiman ilegal.
Booking.com (AS/Belanda): Dituding memfasilitasi penyewaan properti di pemukiman ilegal Israel.
Airbnb (AS): Disebut mencantumkan properti di wilayah pendudukan, meskipun sempat menghapusnya pada 2018, dengan praktik yang disebut sebagai "humanitarian-washing".
Drummond Company (AS): Pemasok utama batu bara untuk listrik ke Israel, berasal dari Kolombia.
Glencore (Swiss): Juga pemasok batu bara untuk kebutuhan energi Israel.
Chinese Bright Dairy & Food (Tiongkok): Pemilik mayoritas Tnuva, konglomerat makanan terbesar Israel, yang dianggap mengambil keuntungan dari tanah yang disita dari warga Palestina.
Allianz (Jerman): Berinvestasi dalam saham dan obligasi terkait pendudukan Israel.
AXA (Prancis): Disebut terlibat dalam investasi besar untuk mendukung ekonomi pendudukan.
BlackRock (AS): Investor institusional besar di perusahaan seperti Palantir, Microsoft, Amazon, Alphabet, Lockheed Martin, dan Caterpillar, dengan investasi senilai US$68 juta dalam obligasi Israel.
Vanguard (AS): Investor besar dengan kepemilikan saham senilai US$546 juta di perusahaan-perusahaan terkait pendudukan.
PIMCO (anak perusahaan Allianz, Jerman): Berinvestasi hingga US$960 juta dalam obligasi terkait pendudukan Israel.
BP (Inggris): Disebut dalam beberapa sumber sebagai pengelola kilang LNG yang mendukung kebutuhan energi Israel.
Barclays (Inggris): Disebut terlibat dalam investasi yang mendukung pendudukan.
BNP Paribas (Prancis): Disebut dalam beberapa posting di X sebagai bagian dari perusahaan yang mengambil keuntungan dari operasi di Gaza.
Posting Komentar